yang belakangan ini baru kuketahui bahwa mejen = disentri....
oooooo.......
klo di kamus indonesia inggris
mejen : disentry,,,,,
( yahhh perlu dimaklumi....emang perbedaan bahasa yang amat jauh.....)
artikel "MEJEN"
mejen atau disentri juga bisa disebut sebagai flu perut biasanya merupakan penyakit musiman.
Dalam Media Litbang Kesehatan (2004) disebutkan, disentri merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit yang muncul seperti diare berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri yang dipaksakan untuk mengeluarkan tinja. Mudahnya, diare berdarah dapat digunakan sebagai penanda kecurigaan terhadap disentri. Itu sebabnya, disentri dimasukkan ke dalam kelompok bloody diarhea atau diare berdarah. Dalam situs WHO, definisi sederhana ini telah digunakan pada banyak studi berbasis komunitas.
Karena Infeksi
Dijelaskan oleh Dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), konsultan gastroenterologi anak dari FKUI/ RSCM, penyebab disentri dapat berupa infeksi bakteri atau amuba. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler dan merupakan penyebab tersering disentri pada anak. Shigella dilaporkan sebagai penyebab tersering disentri basiler pada anak, sedangkan infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai disentri amuba.
Selain diare berdarah, anak juga mengalami demam, nyeri perut terutama menjelang buang air besar, pada pemeriksaan tinja rutin didapatkan jumlah leukosit dan eritrosit yang meningkat, dan pada pemeriksaan biakan tinja dapat dijumpai kuman penyebab.
Nyeri perut saat buang air besar (tenesmus) seringkali tidak terlihat pada anak yang usianya lebih muda karena mereka umumnya belum dapat menggambarkan keluhan tersebut. Infeksi menyebar melalui tangan, makanan, maupun air yang terkontaminasi,dan biasanya terjadi pada daerah dengan kebersihan perorangan yang buruk.
Penyebaran infeksi shigeIla melalui tangan sangat efisien karena jumlah Shigella yang diperlukan untuk menyebabkan penyakit sangat kecil. Dalam media Litbang Kesehatan tersebut disebutkan bahwa penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli (E. coli), clan Entamoeba histolytica.
Penyebab Kematian ( naaah ini yang bikin shock)
Disentri yang berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella, dan Enteroinvasive E.coli (EIEC). WHO menyebutkan bahwa sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri.
Hasil survei evaluasi di Indonesia pada tahun 1989-1990 juga menunjukkan angka kejadian yang sama. Disentri menjadi penyebab penting pada kesakitan dan kematian yang dikaitkan dengan diare.
Karena dampak disentri cukup berat, pada diare yang secara klinis dicurigai sebagai disentri basiler dapat diberikan antibiotika secara empiris untuk kuman Shigella, meskipun belum ada bukti biakan bakteri pada tinja. Meski demikian, menurut Dr. Hegar, hal ini harus diikuti oleh pemantauan klinis, pengobatan yang diberikan harus memberikan respon pada hari ketiga.
Bila dalam kurun waktu tersebut tidak terlihat respon, harus dilakukan evaluasi, apakah disentri tersebut bukan disentri basiler tetapi disentri amuba atau kuman tersebut sudah resisten terhadap antibiotik yang diberikan, sehingga perlu diganti.
Pengobatan disentri harus segera. Kalau tidak, dapat membahayakan jiwa anak atau kemungkinan komplikasi bisa terjadi. Disentri cukup berat dilaporkan pada bayi yang tidak mendapat ASI dan pada anak dengan gizi kurang.
Pencegahan disentri dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, melalui kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan diri dimulai dengan mencuci tangan. Bukan hanya tangan anak, tetapi juga orangtua serta pengasuh. Kuman yang terdapat pada tangan yang sudah menjamah ke berbagai tempat dapat dicegah melalui cuci tangan dengan sabun.
nb : nahhhh bgitu teman teman.....
so banyak olahraga.......
banyak minum.......
jaga kebersihan....
biar gag kena mejen....
heheheh