14.8.10

Rona Warna Sebuah Perjalanan :

Paragraf Pertama

“Peri Baik Hati dan Gerombolan Si Berat”

Semarang, 20-22 juli 2010

Sesaat judul diatas terlihat childish banget ya guys, smacam judul-judul yang biasa ada di cerpen-cerpen majalah anak-anak, tapi dibalik itu semua, judul tersebut aku kira mewakili unek-unek yang bakal aku tulis disini, yep, ini akan sedikit berbeda pada review-review bekpek aku yang biasanya lebih ke teknis dan cerita wisata perjalanannya. Pada perjalanan ke semarang kemarin, bukan ngerinya muterin lawang sewu walau pas siang hari, simpang lima yang crowded dan seru, uniknya kuil Sam Poo Kong ataupun kerennya ngelihat kota semarang dari atas masjid agung jawa tengah yang beraksitektur modern. Tetapi Catatan kali ini akan lebih emosional, karena aku bakal nyeritain hitam putihnya orang-orang yang kutemui pada perjalanan singkat ini.

1st Episode

“Angels without wings are really exist “

(maap klo grammarnya mgkn salah,;p)

Nah, Orang – orang yang baik dan sangat menolong, buat lebih gampangnya aku sebut dia peri. Peri yang lembut hatinya yang kehadirannya membuat cerita perjalanan ini menjadi “lain”.kaya waktu itu misalnya, pas di Jogja sama si Dino dan Marlin, kami nemuin ibu peri yang menolong kami saat “kepagian” datang ke Taman Sari (Wisata Bangunan Cagar budaya/ puri Kesultanan selain Keraton) ceritanya, kami yang harus mengejar kereta jam 10.30 berusaha gak ngelewatin obyek wisata yang satu ini , so kami putusin ke sana pagi-pagi, well, kami ksana jam 7 padahal baru buka setengah 9 dan kami gak mungkin nungguin coz ada target lain buat dilakuin sebelum pulang.

Tetapi Allah masih sayang sama kami, kami dikirimi ibu peri yang baik hati tadi, Bu Hajar namanya, beliau menyapa kami, menolong kami, menyuruh kami masuk kerumahnya yang memang berada di komplek wisata Taman Sari, dan yang paling seru, beliau menunjukkan jalan ke sisi lain Taman Sari yang belum di konservasi (Jadi, taman wisata ini Cuma sebagian kecil yang telah dikonservasi, diperbaiki dan diperindah, dan kami berkesempatan melihat reruntuhan aslinya yang masi berupa puing2) beliau mempersilahkan kami menitipkan tas bekpek kami yang berat di rumahnya biar kami bisa santai berkeliling, bahkan setelah puas meng”eksplorasi’ kami di suguhi jajanan dan minuman. Sebelum pamit kami sempat ngobrol-ngobrol tentang usaha bu Hajar yang kebetulan membuka kursus membatik , melihat beberapa karya batik, foto2 turis yang ‘stay’ disana buat kursus, dll. tetapi kini sudah tidak ramai lagi, selain karena menurunnya jumlah wisatawan baik yang lokal maupun domestik, tenaga bu hajar dan suami yang tidak sebaik dulu.

Wah, kami bener-bener bersyukur, apa jadinya klo ga ada beliau, kami bakal sia-sia jauh jauh ke Taman Sari tanpa ndapetin apa-apa, well, masuk Taman Sari mungkin bisa kapan-kapan, tapi, untuk mengeksplorasi sisi lainnya yang blum di konservasi ? kapan lagi?


foto 1 : Marlin. Bu Hajar, Bitaa, Dino


Selanjutnya, masih di Jogja, pas kami ber3 mencari penginapan di daerah sosrowijayan, sebenarnya kami sudah browsing penginapan2 tipe melati yang tarifnya hanya sekitar 50 ribuan, tapi ternyata yang harganya segitu sudah full semua, karena harus booking dulu jauh hari, nah , disinilah kami ktemu seorang bapak peri , seorang juru parkir sepertinya yang menyakan pada kami mau cari penginapan seperti apa . “murah” tentu itulah jawaban kami, dan kami pun langsung diantar mencari penginapan, beberpa penginapan telah beliau tunjukkan, masih tak sesuai dengan ‘kocek’ kami, tapi beliau masih sabar meng ‘guide’ kami buat nyari penginpan, dan akhirnya ktemu penginapan yang hanya 20ribu rupiah per orang/ hari , alhamdulillah….

Tapi guys…. Kaya di film film gitu pas kita balik badan beliau langsung saja pergi, ilang, Ya Allaah.. padahal kami sudah berencana ngasih –tips bahkan blum sempet ngucapin terima kasih, beliau udah buru-buru pergi, kami cuman speechless, dan berdoa agar Allah membalas semua kebaikan beliau.

Ya itulah beberpa cerita tentang ‘peri’ yang kami temui di Jogja

Lain Jogja, Lain juga Semarang, ideologi yang kami pake pada mbolang kali ini adalah ‘‘pokoe budal’’ yang penting brangkat dulu, yang lain belakangan, perlu diketahui saudara-saudara, awalnya kami berencana naik kereta ekonomi dari pasar turi, tetapi jadwal keberangkatannya sore, dan otomatis akan sampai di Semarang tengah malam, kami ga mau ambil resiko, biar nyampe nya sore kami ambil jalan memutar lewat solo, walhasil Surabaya- Semarang yang aslinya sekitar 5 jam , menjadi 8 jam. Ya bisa dibilang kami mengahabiskan waktu lebih lama di kereta. Nah berbekal ‘pokoe budal’ tadi itulah, kami yang gak tau apa-apa ini bertemu dengan bapak peri yang ternyata juga sama tujuannya dengan kami. Sekali lagi yang kami sesalkan, kami ga tau nama pastinya, Mujtahid, atau Musyafik, ya pokoknya ada ’Mu’ nya didepannya, Umurnya sekamir 60 tahun, memakai kemeja putih dan topi, hal yang pertama beliau katakan pada kami adalah

“ itu termasuk KDRT lo mbak’’

Beliau mengomentari seorang anak kecil yang (diduga di suruh ibunya) menelusuri gerbong demi gerbong kereta api sambil membawa gelas air mineral kosong, dengan wajah melas, yah meminta minta atau –ngemis- bahasa sarkasmenya.

“ ya pak, kasian ya pak.. “

Kami bales dengan komen –yg mugkin- gak penting

Bingung juga kan ya guys, mbedain mana orang yang bener-bener butuh atau yang Cuma ‘manfaatin kesempatan’ buat cari duit , apalagi dengan kita ngasih orang minta-minta sama aja mengajarkan hal yang gak baik, memotivasi mereka klo ngemis tuh adalah ‘kerjaan’ yang menjanjikan, jadi ga ada semangat buat memperbaiki diri. Apalagi klo orangnya masih muda dan masih kelihatan masih bisa kerja, Ya, kaya antara kasian dan curiga gitu sih jadinya.

Yep, Selanjutnya, Beliau benar-benar membunuh kebosanan kami selama di kereta, karena beliau mencoba membahas suatu isu dan meminta pendapat kami , kebetulan kami juga satu blok dengan mas-mas mahasiswa dari kediri, tapi hanya satu nama yang kuingat , agak lupa sih, entah mumtaz, mumayyiz atau tamyiz (mirip2 itulah pokoknya) mulai dari kasus ariel-luna-tari, pergaulan remaja , hukum merokok, sampai dengan keefektifan hubungan dari perjodohan , heh?

Bapak tersebut mengaku sangat prihatin dengan kondisi anak-anak remaja sekarang, yang merasa gak keren klo ga punya pacar, malu klo ga laku, dan bener-bener bangga klo udah nggandeng cowok ato cewek di jalan,

Padahal ngungkapin cinta tuh ga sekedar hal-hal yang bgitu aja. Bergaul dengan oranglain boleh asal tau aturan, tidak merugikan, dan yang paling penting, menghargai dan menghormati orang lain.

Bapak ini, terkenal juga ternyata pemirsa, dari penumpang biasa, pedagang asongan, makanan, sampai ptugas kereta dan pak kondektur menyapa beliau dengan ‘’boss’’ kalo lewat di sampingnya, dan berhenti sejenak buat ngobrol, dari bahas keadaan, keluarga sampai partai (agak nguping, ya denger mereka bicara anggaran tim sukses partai ‘tiittt’ gtu aja sih) heheh, selidik punya selidik, ternyata beliau itu mantan ketua paguyuban pedagang asongan kereta, wah , sayangnya, kami gat au di tingkat apa, hehehe

Ya, jadinya waktu 5 jam penuh dengan perbincangan, tidak begitu terasa,

Belum selesai, saudara-saudara , selanjutnya, beliau benar benar mendampingi dan memastikan kami untuk benar2 turun di stasiun yang benar dan oper di kereta yang benar, jadi nih bapak bemar-benar kaya induk ayam kami lah, kami di giring, ditunjukin, diajakin, (tapi ga dibayarin lo guys) baik banget, dan kami juga di nasehatin tentang macem macem juga tentang keadaan di Semarang yang ‘agak’ tidak aman agar kami lebih hati-hati.

Dari turun di Solo Jebres, nunggu Kereta prameks, Sholat, sampai Oper Kereta Semarang , kami bareng-bareng sama bapak ini, dan Akhirnya kami turun duluan di Tawang, dan berpisah dengan beliau Karena tujuannya yang ke Jepara.

Thanks so much, ya pak. . . :D
foto 2 : Me n Pak "Mu"


foto 3 : Satiti's Mom, teatea, akuuuu, dinoo

Brotha n Sista, Bisa dikatakan perjalanan kami kali ini ‘bonek’ alias ‘bondo nekat’. coz ‘rencana perjalanan’nya tidak sedetil ketika mbolang ke Jogja, awalnya, kami memang memutuskan untuk menginap di penginapan seperti saat di Jogja, dan kami punya satu refensi, penginapan SAHARA, kami pilih tempat tersebut karena dekat dengan pusat kota semarang, tetapi rencana seketika berubah , kami memutuskan untuk menginap di rumah salah satu teman kami, Satiti namanya, Rumah Satiti berada di Semarang atas, lumayan jauh dari pusat kota, kami ganti rencana karena ternyata hari sudah lumayan sore ketika kami sampai di Semarang dan kami tidak tahu persis dimana tempat penginapan ‘SAHARA’ itu berada, so, rumah Satiti adalah pilihannya. Kami di sambut, kami ga tau apa jadinya klo kami ga punya temen di semarang, ibunya satiti baik banget, bener bener deh, jadi kaya rumah sendiri di rumah Satiti, kami datang, suruh istirahat, di masakin enak, di traktir Kuliner di “ Bakso Krebo Semarang” ,di tunjukin tempat-tempat bagus di Semarang plus gimana caranya buat nyampe ksana, dan kami tertolong sekali, karena Semarang bukanlah kota wisata ‘sekaliber’ Jogja yang jelas tempatnya dan gampang mau kmana-mana,. Kami juga sempet ditawarin ibunya Satiti buat pake motornya keliling Semarang, karena angkutan di Semarang agak ruwet katanya, wah , tapi kami masih ga ada nyali buat bawa motor orang di jalanan yang ga kami kenal, dan alasan yang lain adalah karena ‘sungkan’ lebih tepatnya, thanks sooo much buat Satiti dan Keluarga . . . . . . . . . . ., ga tau gimana nasib kami klo ga ada kalian… ..

Well, Ksimpulannyaaa, masi ada orang yang baaiiiik, di dunia yang udah g lagi muda ini :D








Movie Review : The Children of Huang Shi


Movie Review : The Children of Huang Shi (Sekalian Curhat) ;p

Aku dapet film ini dari moze uda lama sebenarnya, baru sempet aku liat sekarang, aku susah nh klo harus resmi nge reviewnya, so, maklum ya guys, klo agak aneh ‘narasinya’ , hehe. Ok, film yang mengambil Latar Shanghai , China pada skitar tahun 30-an ini nyeritain tentang seorang jurnalis yang (secara illegal) pergi ke Nanjing, China untuk meliput keadaan kritis semasa china dalam cengkraman Jepang, disamping itu terdapat pula konflik internal dalam negara itu sendiri, yaitu antara kelompok komunis dan nasionalis.

George Hogg, diperanin ama Jonathan Rhys Mayer, aktor super cool dan cakep abiss , klo kalian pernah liat August rush atau from Paris with love, pasti tau lah ama dia, nah Hogg inilah sang jurnalis tadi yang awalnya terancam hidupnya gara2 hasil jepretannya yang nunjukin kekejaman jepang ketahuan ama tentara Jepang, beruntungnya dia di tolong oleh Chen (Chow yun fat) sama cewek bule satu lagi yang jadi relawan perawat dalam konflik tersebut Lee (Ridha blablabla -lupa gue nama blakangnya) dan akhirnya dia menetap di suatu panti Asuhan anak anak korban perang yang rungsep, kotor dan ga ada sisi edukatifnya sama skali, mreka cuman (berusaha) makan, tidur , maen2 dan smacam itu lah, parah deh ga ada semangat, dengan datangnya si Hogg ini kehidupan disana mulai berubah, dibantu oleh Lee dan Chen (yang awalnya memang mereka lebih dulu care ma anak2 disana) mereka membuat keadaan menjadi lebih baik, mereka mulai mau diajak bersih2, bekerja sama dengan pedagang untuk menanam panen sendiri, menghidupkan aliran listrik (lampu) , belajar bahasa, olahraga dan lain sebagainya.

Klimaks film ini, berada di menit-menit terakhir, ketika kondisi daerah Huang Shi yang ditempati panti asuhan tersebut sudah tidak aman lagi untuk ditinggali, dan Hogg, Chen dan Lee berencana memindahkan mereka ke daerah lain yang lebih aman, Nah, Dalam perjalanan berkilokilo meter tersebut lah, terdapat ketegangan, konflik dan perjuangan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Perlu juga diketahui guys, film ini based on true story, masih banyak cerita-cerita yang blum ku declare dalam tulisan ini, konflik dalam panti, dan suasana perang itu sendiri , yah tapi siap-sipa aja sedih sama ending film ini, Cerita dalam film ini sebagian bagus dan sebagian lagi agak membosankan , mungkin karena menurutku terlalu bertele-tele, tetepi slebihnya film ini bner-bener menginspirasi perjuangan Hogg untuk merubah keadaan di masa kritis perlu di contoh, satu lagi, kisah romantisnya Hogg dan Lee pun di file yang saya dapet sudah banyak di sensor sehingga cocok buat motivasi untuk ditonton anak-anak I give 7,5 from 10 buat film ini. .

Oia berhubung subtitlenya bhs Inggris, So, ya klo ada yang ngerasa salah sama jalan ceritanya, yang pernah liat atau tau, bisa dibenerin ya guys,,

Nah, Ada kata kata yang membuatku mikir juga setelah liat film ini, dikatakan oleh salah satu mantan anak panti yang dulu mengalami masa-masa pasang surut dengan Hogg , tentunya anak ini sudah tua pas ngomongin ini :

Ho-Ke (Hogg) gave a speech.

He wrote three words

on the blackboard, in English.

“Where” do we want to go?

"Why" and "How".

He had his methods.

Aku mikir setelah denger kata-kata ini, dan aku mendadak jadi sedih , mellow, why ?

Because I can’t answer that question

Paragraf Pertama

Sama seperti pas aku lagi silaturahmi ke Malang kerumah tanteku yang dosen di UnMer

“Mbak bita emang selepas dari HI mau kemana ?”

Waktu itu Aku mendadak bingung,dengan gj aku njawab

“Wah, banyak tante , banyak wes pokoe”

Dan aku langsung ngacir pergi takut ditanyain balik dan bingung njawabnya

Menilik perjalanan hidup aku , dari kecil sampe segede ini, aku emang mudah terpengaruh ,that’s why , banyak banget “hal” yang pernah aku cita-citain pas jaman TK,SD,SMP dari dokter, penyanyi, Penda’I, pengacara, wartawan, penulis novel, sampai pegawai bank (terprovokasi iklan) Bahkan aku dulu pernah pingin jadi pemain bulu tangkis gara gara ngeliat serunya piala Thomas dan Uber. dan yang paling terakhir pas SMA yaitu dubes atau diplomat yang membuatku fokus buat masuk HI. Dengan alasan abstrak, yep, I want to go around the World.

Tapi, setelah ini aku masih bingung lagi, aku ngerasa blank, dan ngerasa gak pas dengan keadaan ini, aku bingung guys, aku ga sesemangat dulu , ga sesemangat pas SMA, karena aku ga nemu tujuanku Apa,

Where do we want to go?

"Why" and "How".

- aku blum bisa mastiin apa jawabannya

aku dihantui dengan keadaan yang kusebut perencanaan masa depan

Bagaimana Merealisasikan Mimpi, Ketika kau telah disiapkan untuk Sesuatu hal yang lain yang jauh dari mimpi mu ?

Semua Paragrap yang di sembunyikan

5.8.10

Heboh Dunia Peramalan : Mama Cicik’s Effect


Hah? Apa tuh? Ramal Meramal? Pelajaran agama dari SD sampe MAN (baca, SMA) telah mewanti-wanti klo dunia ”mengintip” kepribadian dan masa depan itu adalah salah satu bentuk syirik, karena percaya selain pada Allah. So, sudah terpatri dalam sanubari hati yang terdalam, aku tak akan percaya apapun, dalam hal ramal – meramal, baik zodiak yang biasa ada di koran, majalah remaja ato di acara-acara TV, tarot, garis tangan, de es be. Tapi kejadian kemarin sore bikin aku mikir,,
Ini berawal dari ketika break panitia acara DRMT (Disaster Response Management Training) di kampus C, yang diselenggarain PengMAs BEM UNAIR, tiba-tiba, temanku Cicik nawarin ke Mas Suryo, jasa ramal meramalnya, dan ternyata mas suryo menyambutnya dengan tangan terbuka dan lapang dada, (halah) ok, tangan kiri di liat, dan si cicik telah menyampaikan semuanya, mulai dari jodoh nya mas Suryo yang gampang, Kesehatan yang baik, tapi memburuk di saat tua, dan keadaan hatinya yang sekarang lagi menghangat, artinya Mas Suryo lagi bahagia, dan masih banyak lagi ramalan yang lainnya, well, mas suryo senyam senyum aja karena banyak hal yang diramalin si cicik menurutnya benar.
Melihat , Efek setelah diramalnya mas suryo, yang terbilan sukses. MMMmm (sniff**) tercium bau-bau keinginanku buat pengen nyoba rasanya diramal, Ok aku yang sangat awam akan dunia peramalan dan awalnya ga pernah (mau) diramal ini, memberanikan diri buat bilang ” aku dong, cik!”. dan akhirnya saudara saudara sekalian, ramal-meramalpun terjadi, iihh, WoW , aku dilamar, eh diramal, tangan kiri ku di pegang trus di baca baca, aku terus membela diri klo ini just for fun, walau terbayang-bayang kata ustadku dulu tentang dunia peramalan ini, hehe,
ok lah, langsung saja , analisa pertama ,
” kamu itu orangnya sebenarnya Feminim,, ” hahahaha, temen – temen yang lain berkoar gak percaya ” hahhhhhhh....... boong bangetttt”
” kan , sebenarnya... ” bela si cicik, hah, aku sendiri gak nemuin sisi feminimku, mengingat aku yang slalu blingsatan, bagajulan (kata si truly) dan ga hobi dandan,,, walau sedikit suka masak, hoho
” mmmm.. kamu berhati lembut, tapi beberapa hari ini kamu gelisah” kata cicik , wahhh berhati lembut? Aku senyum-senyum GJ, masalah gelisah, aku memang sering gelisah.. mikirin banyak hal,, anak , cucu, yang pada blum dikasi duit jajan... *dijitak ;p


Paragraf Pertama


Well, Berlanjut ke kesehatan, rejeki dan asmara, dan analisis ketiganya ga begitu baik, kesehatan yang buruk, rejeki standar dan asmara yang banyak lika-liku....
Wow, aku mulai mikir, dan me-sugesti diri untuk tak percaya pada ramalan yang ini,,
” wah, bit, garis tanganmu bercabang-cabang, perjalanan kehidupanmu mendatang gak akan mulus, banyak lika-liku, waaah, sabar ya bittt.... ” kata cicik ,
Semua mulai serius mendengarkan dan mulai menaruh simpati padaku atas kejadian yang memilukan ini, serasa ada lagu romance, atau canon atau semacam iringan musik mellow biola disekitar tempat ramal-meramal ini.
*hahahah, lebayyyyy
Hmmmm, aku mulai panik, dan kembali mensugesti diri , ” tenang.. tenanggg hanya permainan bitt fiuhhhh”
’Mmmm, satu lagi, ” kata cicik. ” aku serius mendengar, ” Kamu gak akan dapat sesuatu yang kamu ingin. . . . ”
omaiGod, aku terdiam....
” Klo kamu gak usahaa” cicik ternyata melanjutkan.
” Kamu bisa ngedapetin mimpimu klo kamu usaha, ga usaha biasa, tapi usaha extra, kamu pasti bisa, karena kamu gak bakal bisa ndapetin itu smua klo usahamu biasa-biasa aja, semangat” begitu kira2 kata si cicik. . .

aku tanpa ekspresi,
aku mikir, hidup penuh liku-liku ? ku pikir smua orang hidupnya pasti ada lika-liku, mustahil ada orang yang bebas dari masalah, dan masalah mencapai impian ? kurasa semua orang harus berjuang dulu, sebelum ndapetin mimpinya, ya kecuali orang pragmatis aja yang menghalalkan segala cara pake cara instan... , well, diambil positipnya aja kali yaaaa, buat introspeksi aku buatt terus berusaha dan ga males-malesan, pas sekali, melihat semangatku yang sering kali mengalami fluktuasi. . .

” Lho, ayo masukk, acara dah di mulai tuh”
Hmm, suara mas Ilyas mebuyarkan lamunanku, kerumunan ramal meramal, dan sekaligus cerita singkat ini.
=D

Minggu, 6 juni 2010
Semua Paragrap yang di sembunyikan

Box Norak di depan Gramedia Matos

Box norak didepan Gramedia Matos


Ada banyak tempat yang penuh kenangan saat aku merantau tiga tahun di kota udara sejuk, dan berasa seger banget klo habis mandi, lho? Yup tidak lain dan tidak bukan, kota itu bernama Malang. Ya, Diantara banyak tempat yang merekam jejak perjuanganku di kota ini, ingin sekali aku bercerita tentang box norak didepan Gramedia Matos, yap, Matos, tempat strategis anak Asrama buat membunuh kebosanan dan suntuk selama sepekan, Asrama MAN 3, tidak sekedar buat numpang tidur, setelah seharian sekolah, kita masih dibekali tambahan ilmu agama dan bahasa, Bangun Subuh, Sholat harus di MAsjid, setelah itu ke Lapangan, Hiwar, itu istilah bahasa arab untuk belajar bahasa denga percakapan, di pagi buta setelah subuh kita teriak-teriak, neriakin kosa kata bahasa arab dan inggris, tak jarang ada games dan nyanyi-nyanyi yang liriknya diganti pake bahasa arab ato Inggris, hohoho, terbayang ga seru nya gimana, walau dulu, rasanya malesss banget klo disuru hiwar, mata rasanya lengket, blum lagi klo ada ulangan di sekolah, bisa ngumpet di kamar mandi ato didalem lemari kosong, atau pake jurus jitu anak asrama, apalagi klo bukan pura-pura sakit, dengan menggelontorkan minyak kayu putih, menebarkan baunya, membentangkan selimut, dan menjawab sambil terbatuk-batuk klo ditanyain ustdzah knapa ga ikut hiwar, hahahahaha, tapi rasanya menyesaal sekali kenapa dulu tak rajin berangkat hiwar, sekarang kangen banget rasanya pengen hiwar. Setelah maghribpun kita wajib mengaji Alqur’an bersama di masjid, dilanjutkan mengaji kitab, Ta’lim Muta’allim dan Bidayatul Hidayah.

Selanjutnya, Ini juga tempat penuh kenangan saudara-saudara, Masjid Al-Falah namanya, banyaak sekali cerita, mulaI dari shalat jamaah, giliran ceramah tiap subuh, ngeliatin orang-orang yang lalu-lalang di masjid, karena masjid Al-Falah terbuka untuk umum, dari Mandala Shoji host Termehek-Mehek yang bikin heboh, sampai ibu-ibu yang (maaf) agak terganggu kesehatannya, yang juga bikin heboh, karena dia selalu datang ke Masjid pas kita selesai sholat maghrib, masuk ke shaf cowok, mengambil alqur’an dan dibaca dengan ayat yang ngawur, meraung-raung dengan loud speaker persis kayak nyanyi. Di masjid ini pula selama beberapa bulan terakhir menjadi penuh arti, Dimana aku dan teman-teman semakin rajin ke Masjid di saat menjelang UAN dan SNMPTN 2009 lalu, dulu yang sering terlambat, jadi datang lebih dulu bahkan sebelum adzan. Dulu yang gak pernah tahajudan, jadi rajin. Jadi Sering berlama-lama di Masjid, bawa buku dan sekalian belajar disana sampai malam. malu sebenarnya, hanya mendekat pada sang pencipta dikala butuh, setelah itu, apalagi sekarang setelah lulus ujian, ketrima kuliah, hubungan ku dengan sang Khalik jadi tak seberapa intens kaya dulu….  Terkadang, kita juga duduk duduk di serambi Masjid, ngelihatin mobil mobil yang lewat, ngeliat lampu lampu depan jalan bandung, ngelihatin musafir-musafir yang sholat disana, bercerita tentang keluarga masing, masing, tertawa dan menangis bersama, ketika kangen rumah, kangen ibuk, ayah, sharing bersama ustad dan ustadzah, berbagi mimpi dan harapan, menuliskannya, dann berjanji untuk mencapainya.

Maaf, jadi belok nih ceritanya, kembali ke box kecil depan matos,hehehe, hari sabtu dan minggu adalah hari kemerdekaan anak asrama, kita boleh keluar asrama tetapi harus kembali sebelum maghrib. Tetapi saat kelas tiga, dimana peraturan untuk kelas tiga dilonggarkan dan fokus untuk belajar, kita jadi ‘rada” bebas dari pengawasan ustad, malah kelas tiga kita jadi sering kabur lewat gerbang belakang, ke Matos malam-malam, dan pernah juga ke malang tempo dulu dan yang lebih gila ke BNS di daerah BATU habis isya, suatu hal yang tabu dan tak patut diperbincangkan sebenarnya, tenteng kabur mengabur ini, hehehe.

Paragraf Pertama



Nah, Kalau ke Matos, biasanya alasannya paling cuman pas sabun habis, detergen habis, ato terkadang hanya window shopping alias cuci mata, liat-liat doang, dan hal yang menjadi wajib kalau ke matos adalah ke Gramedia, gak afdol rasanya klo ga ke Gramedia. gak tahu knapa Liat buku-buku yang ditata aja aku uda seneng, Di Gramed ya biasa lah, liat-liat buku baru, baca komik, ato ngintip-ngintip majalah,, lumayan, dapet ilmu gratis, adem pula, hehe ya kadang beli buku juga. Lha, Di Depan Gramed, samping Eskalator, ada 2 Box warna-warni yang norak, Awalnya aku dan teman-teman ga begitu exited sama dua box itu, tapi suatu ketika ada sesuatu yang berasa menarik kita semua buat mampir ksana,, Yup, itu ternyata box karaoke saudara-saudara, dengan 2500 rupiah kita bisa nyanyiin satu lagu, Box tersebut ya bisa dibilangh penyalur bakat terpendam kami, yang merasa tidak tereksplor saat di Asrama, karena selalu dimarah-marahin temen2 yang lain saat kita konser di kamar mandi, hehehheh yup, walaupun genre musik kami berbeda beda, tapi akhirnya bisa juga nyanyi bareng-bareng dan menyatukan suara emas kami, ehm , pernah suatu ketika, kita membutuhkan waktu yang luama buat milih lagu, sampe mbak petugasnya tuh keliatan kesel, tapi ya dasar kita, yang minta lagu yang jarang dan aneh aneh, yang minta lagu India, yang ganti lagu, yang di tengah lagu di puter videonya rewel, kluar masuk, sampe mbaknya bingung, wah, teler ampun deh pokoknyua, pernah kita nyanyi sampe 9 lagu nonstop, box kecil itu terasa diguncang gempa, kita menggila, tereak tereak, dari lagu oldies, pop, jazz, dangdut, dalam dan luar negri kita sikat habis, memang, sbenarnya box buat dua orang, tapi kita maksa berempat bisa masuk, dan akhirnya bisa masuk.

Debut kita di box ini, lumayan sering sih, walau ga stiap ke Matos kita karaokeaan disana, tapi sekali masuk, kita langsung bikin heboh, diawal emang mbak penjaganya bilang, klo suara kita ga bakal kedengaran sampe keluar, alias kedap suara, dan kita meyakini itu, tapi teori berbeda dengan kenyataannya, pernah suatu ketika pas kita kluar box, ada dua orang ya couple gitu deh kayaknya senyam –senyum GJ, ehg tiba-tiba yang cowok bilang, “wah, keren mbak suaranya menggelegar sampe kluar,” omaiGod. . . . . .
Tapi kita cuman mbales dengan senyum GJ juga hahhahhahahhah,

Yang paling kuingat adalah saat kita karaokean habis wisuda, Setelah seharian pake kebaya sama high heels yang bukan aku banget tentunya, eh, malemnya nekat aja ke Matos, jalan alias on foot, kaki ini rasanya uda cenut-cenut tapi okelah, walau kaki terasa berattt, kapan lagi coba? Dan satu lagi, yaitu habis snmptn, dan di hari terakhir ketika semua barang-barang ku sudah diangkut semua kerumah setelah wisuda , tapi aku harus masi tinggal di malang beberapa hari buat tes snmptn, setelah tes snmptn malemnya, kita farewell party gitu ceritanya, ke mana lagi klo bukan ke matos dan karaokean, malem itu kita nyanyi beberapa lagu klo ga salah Material Girl , Swear it again- westlife Gomenasainya Tatu, , Sahabat Sejati-Sheila on 7 , awalnya biasa aja, pas nyanyi Gomenasai trus Sahabat Sejati, kita jadi luar biasa mellow

Kita nangis loh di box tadi , sedih banget ga sih, kita juga ngerekam hasil karaokean kita, ya anggap aja kaya koleksi pribadi gitu ehm, tapi bedanya ini boleh di ambil di copy dan di publikasikan, walauu video itu tak menampilkan yang sejujurnya, yah, gara2 direkam pake hape aja sih, jadi suaranya gak banget, hahahhahhahahahahahaha,

Yep, Stelah kita merantau di tempat kuliah masing-masing n berkumpul kembali setiap ada event tertentu di Malang, kita nyempatin buat ke Matos, ya kya sebuah rutinitas yang ga afdol klo ga dilakuin, tapi, sekarang box karaoke itu sudah ga ada lagi di depan Gramed Matos, wah, sedih rasanya, kaya ada yang ilang gitu, ya memang ada tempat karaoke lain yang lebih cozy, tapi yang murah dan sudah sepaket sama Matos mana lagi klo bukan 2 box kecil berwarna norak itu.

Semua Paragrap yang di sembunyikan