9.6.17

Sebagaimana teman teman ku yang kritis

Selama ini saya merupakan silent reader di hampir semua medsos dalam membahas topik topik tertentu.  Memang,  belakangan banyak sekali topik panas bergulir di semua lini medsos (walau sebenarnya  dari  dulu topik topik akan selalu ada dan bermunculan) perkembangan teknologi dan informasi lah yang membuat semuanya tumpah jadi satu dan bisa diakses tanpa batas. Jadi wajarlah semua medsos kini berubah jadi ladang "pertengkaran" dalam mendebat isu isu tersebut.

Menarik rasanya mengetahui posisi seseorang dan orang lainnya dalam memandang suatu perkara.  Oh,  si ini pandangannya konservatif,  oh si ini agak liberal dst. Walau menurut pendapat saya bbrp argumen teman teman ga ada yang sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah,  karena kebenaran itu relatif dan ga ada kebenaran yang mutlak,  iya ga sih? Saya berbicara begitu bukan karena saya sok tahu mana yang benar atau mana yang salah.  Hal tersebut karena terlalu skeptisnya saya dalam menerima sebuah berita yang beredar di medsos dan keskeptisan tersebut membuat saya jarang sekali bisa berkomentar dan menjelaskan posisi saya dalam suatu isu.  

Walaupun begitu,  jangan dikira saya bangga dengan ke skeptisan saya,  saya justru iri terhadap teman teman yang bisa dengan cepat, lugas dan jelas dalam menetukan posisi mereka pada suatu isu. Bukannya berada di tengah sebagai manusia pengamat yang setengah setengah tak berposisi dan tak memberi argumen pula. 

Saya juga jadi penasaran,  apa sebenarnya yang terlewati dalam proses pembelajaran saya hingga kini,  sehingga belum bisa kritis terhadap suatu isu,  takut untuk menuliskan pendapat karena khawatir sumber saya tak valid atau memang karena sayanya yang kurang membaca sumber?  

Pada suatu twit oleh sebuah akun (yang saya lupa siapa?) mempertanyakan apakah kamu seorang intelektual atau hanya pengumpul pengetahuan?  

Saya langsung bisa menjawab bahwa  saya merupakan pengumpul pengetahuan yang cuma hobi mengumpulkan pengetahuan apapun tanpa bisa menelaah dan mengkritisi secara lanjut,  namun jelas ingin suatu saat benar-benar bisa jadi intelektual. Berbeda halnya dengan berkomentar dan menulis catatan perjalanan ataupun resep masakan, karena semua dialami sendiri , maka tak ada kekhawatiran dalam penyampaiannya. 

Ya, saya rasa saya ga punya talent atau minat spesifik  pada suatu bidang namun pada banyak hal, sehingga saya tidak bisa tahu banyak mengenai sesuatu,  namun sedikit sedikit  tahu pada banyak hal.  Itulah saya kira yang menjadi ganjalan kenapa saya ga terlalu percaya diri untuk memberikan posisi pada suatu isu yaitu karena sumber yang hanya sepotong sepotong dan kekhawatiran bahwa argumen saya ga berlandaskan sumber yang valid. 

Terlebih medsos jaman sekarang menurut saya serem.  Serem gimana?  Serem karena kita ga tau mana berita yang benar mana yang salah, mana yang fakta mana yang rekayasa, mana yang asli mana yang konspirasi. Banyak sumber makin bingung sendiri.  Saya selama ini juga memfollow banyak orang di twitter dari yang kanan sampai kiri,  dari yang pro khilafah atau pro nkri semuanya saya ikuti dengan tujuan ingin tau masing masing dari semua sisi. Intinya pemaksimalan tabayyun.  

Sekali lagi,  saya bener bener salut sama teman teman yang selalu bisa memposisikan pendapat mereka dalam memandang suatu isu dan saya juga sedikit sedikit akan belajar untuk tak menjadi manusia setengah setengah. 

Semua Paragrap yang di sembunyikanlv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar