9.11.11

Kuliah Tjokroaminoto : Pemuda dan Kepahlawanan

Kuliah Tjokro kali ini bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, dan tema yang diangkat yaitu mengenai Pemuda dan Kepahlawanan. Pembicara pengisi materi diantara yaitu Pak Masduki,Msi, MA Pak Budi Setiawan,M.Psi dan Pak joko Susanto, M.Si dengan Pak Drs. Suko Widodo sebagai moderator. Acara ini tidak hanya dikhususkan untuk kalangan mahasiswa saja, tetapi juga dihadiri pelajar SMA dan juga perwakilan bapak-ibu guru, Pos Buda Paud, komunitas Sapu Lidi serta masyarakat umum. Acara yang berlangsung di gedung RRI Surabaya ini juga disiarkan melalui radio yang bisa diakses oleh banyak kalangan.

Sebagai pembuka di awal, pembicara mewacanakan mengenai konsep “pahlawan” dan “Pemenang”, apakah para Atlet yang memenangkan pertandingan atau pelajar pemenang olimpiade berskala internasional disebut pahlawan ataukah orang yang berkontribusi dalam pemberdayaan lingkungan di daerahnya, atau Sosok Munir pembela HAM yang dapat disebut pahlawan? Pada dasarnya banyak sekali materi yang disampaikan melalui Materi ini, di tetapi yang saya garis bawahi yaitu mengenai konsep tentang “Kepahlawanan”. Menyarikan apa yang telah disampaikan pembicara bahwa dewasa ini pemaknaan akan kepahlawanan sedikit mengalami pergeseran, karena yang disebut pahlawan pada masa ini lebih cenderung pada orang orang yang berjasa pada proses kemerdekaan negara ini di masa lampau, serta persepsi yang terbangun bahwa pahlawan adalah orang yang “menjadi korban” dalam sebuah pergerakan, di contohkan dengan pahlawan yang tewas dalam peperangan atau mahasiswa yang tertembak pada saat reformasi merupakan orang yang disebut pahlawan. Padahal kata Pahlawan bila dikupas secara esensi, berasal dari kata pala yaitu buah pala yang dekat dengan kata dharma yaitu yang membawa kemanfaatan atau yang memberi manfaat untuk sesuatu yang dibutuhkan orang banyak. Ditegaskan oleh pembicara bahwa sebutan pahlawan dicirikan dengan tiga hal yaitu integritas, rela berkorban dan keberanian , dimana integritas ini konteksnya lebih luas dari pada kejujuran yang “hanya” untuk diri sendiri, sedangkan intergitas merupakan kejujuran yang membawa manfaat bagi orang lain, tetapi 3 hal tersebut tidak cukup karena harus hadir pada saat yang tepat yaitu pada momentum yang bisa menjawab tantangan bersama.

Kuliah Tjokro diselingi dengan penampilan musik keroncong dari RRI dan pemenang lomba Pidato Bung Tomo

(maaf, dengan kamera HP)

Pada sesi tanya jawab hampir semua penanya merasa prihatin dengan kondisi pemuda terkait dengan kepahlawanan pada masa ini, salah satu penanya merupakan seorang bunda PAUD prihatin dengan kondisi anak-anak didiknya yang lebih hafal dengan lagu-lagu yang berlirik tidak sesuai dengan umurnya daripada lagu yang bertemakan kebangsaan, bahkan lagu anak-anak sekalipun yang sekarang tidak terdengar lagi gaungnya, penanya yang lain fokus terhadap pemasalahan yang terjadi di Papua terkait FreePort dan anak muda sekarang yang cenderung mengabaikan sejarah heroik surabaya di masa lalu. Pembicara juga menambahkan bahwa dalam menyikapi hal tersebut diperlukan kerjasama antara orang tua dan pendidik ditengah masifnya arus insformasi dan teknologi, bahwa penanaman akan nilai-nilai kebangsaan, kejujuran, integritas dan saling berbagi harus ditanamkan sejak dini, dan hal tersebut lebih penting dari pada lebih fokus pada hal-hal yang bersifat “kompetensi” saja, dicontohkan oleh pembicara yang mengatakan bahwa orang tua sekarang lebih gusar apabila anak-anak mereka tidak bisa komputer, bahasa inggris atau hal-hal akademis lainnya, padahal nilai-nilai kebaikan untuk mencetak manusia luhur lebih penting untuk di tanamkan lebih dini.

nb : nih aku lagi coba2 nulis gaya artikel ceritanya, jadi kalau gaya nulisnya berantakan atau interpretasi mengenai materinya masih kurang tepat dan kurang banyak mohon saran kritik, harap maklum :)

Paragraf Pertama
Semua Paragrap yang di sembunyikan

1 komentar:

  1. Pemuda itu generasi bangsa, penerus perjuangan Pahlawan !

    Selamat Hari Pahlawan !

    BalasHapus