27.7.10

Saatnya Hang Out di Perpustakaan

ini, pas ada lomba nulis tentang perpustakaan di Unairr... iseng aja ikut....,
hehe
yah walau akhirnya kagak menang, tapi aku seneng banget, coz dapet sertifikat n hadiah hiburan, apa cobak hadiahnya pemirsaaaaa?
Majalah National Gegraphic =D

plis enjoyy.....



Saatnya Hang Out di Perpustakaan !!

Oleh : Tsabita Shabrina*


Perpustakaan selalu diidentikkan dengan tempat yang sepi, penuh buku, berdebu, suram dan hanya cocok untuk orang orang kuper, kutu buku dan ga gaul. Apalagi, Perpustakaan Perguruan Tinggi yang berhadapan dengan kebutuhan untuk proses belajar mengajar, pengabdian masyarakat, skripsi, tesis, penelitian dan berbagai hal yang cenderung serius, menjadikan perpustakaan menjadi pilihan terakhir untuk menghabiskan waktu senggang dan beranggapan Hang Out di Perpustakaan adalah ide yang buruk.

People move, Ideas move, and everything is Changing

Berkembangnya teknologi khususnya internet memang membuat citra perpustakaan tak lagi hanya sekedar tempat baca dan pinjam buku, tetapi banyak perpustakaan yang telah dilengkapi dengan fasilitas Wifi Area yang memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi. Dengan jelas terlihat bahwa layanan internet public library menjadi favorit pengunjung perpustakaan dari pada membaca di ruang baca buku. Seperti dalam perpustakaan kampus B Universitas Airlangga sendiri, dimana Ruang Publik lantai satu selalu ramai dengan pengunjung, yang entah mencari informasi, mengerjakan tugas, ber facebook ria atau malah main games, sedangkan lantai 2 dan 3 sepi pengunjung. Kondisi ini, semakin menguatkan fakta yang menunjukkan bahwa budaya membaca Indonesia tergolong rendah. Memang, Surfing internet masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dilihat bukan hanya tulisan, tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat untuk di konsumsi, dan juga semua informasi yang ada tidak semuanya aktual dan dapat dipercaya. Jadi, walaupun saat ini teknologi berkembang dengan pesat, kita tidak boleh melupakan buku sebagai gudangnya ilmu.

Oleh karena itu Perpustakaan Universitas Airlangga, perlu melakukan suatu perubahan untuk menjadikan Perpustakaan sebagai tempat yang menarik dan nyaman, sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai sarana ngadem dari panasnya kota Surabaya ataupun ngenet gratis tetapi juga tempat membaca yang membuat betah siapapun yang mengunjunginya. Jadi, menurut saya, hal yang perlu dicermati adalah masalah perubahan interior dan suasana dalam perpustakaan. Sekarang adalah saatnya meninjau ulang budaya perpustakaan yang harus sunyi senyap dan serius.

Old Pattern, Modification or New Way

Perpustakaan, Selain menyediakan berbagai macam variasi buku yang lengkap, harus didukung dengan tempat dan suasananya nyaman, sama halnya dengan otak, bila otak merasa tidak nyaman, maka otak tidak akan bekerja secara maksimal. Dalam hal interior, fokusnya adalah daerah tangga dan lorong lantai 2 dan 3 yang terkesan gelap dan suram, maka alangkah baiknya bila daerah tersebut diberi beberapa sentuhan artistik, seperti pemilihan warna cat yang lembut cerah sehingga memberi kesan fresh dan membuat ruangan tampak lebih luas. Apalagi, ditambah beberapa hiasan dinding, lukisan atau informasi – informasi bertema berbeda di setiap sudutnya, misalnya tentang Dunia Global atau Wawasan Nusantara. Suasana akan bertambah teduh lagi apabila ada beberapa tanaman plastik dan akuarium dengan air yang biru dan ikan yang berwarna warni, Sehingga secara tidak langsung Perpustakaan menjadi tempat pameran dan hiburan yang menarik dan menambah pengetahuan.
Selain suasana yang nyaman, kondisi perut juga menjadi salah satu faktor penyemangat belajar dan membaca, berdiskusi pun jadi berjalan tak mulus tanpa supply makanan yang memadai dan terjangkau. Peraturan tidak boleh membawa makanan atau minuman saat berada di ruang baca atas, saya rasa agak memberatkan, terlihat ketika beberapa mahasiswa, termasuk saya dan teman-teman terkadang diam diam membawa makanan ke lantai 3, karena memang beberapa orang menjadi lapar ketika membaca atau malah tidak bisa konsentrasi tanpa ngemil.
Bisa dimengerti, bahwa peraturan tersebut dibuat agar resiko buku dan karpet (ruangan) menjadi kotor dapat dihindari. Sebenarnya, dari awal, muncul angan-angan bagaimana apabila perpustakaan Universitas Airlangga menerapkan konsep Library Cafe yang menarik orang untuk datang dan merasa nyaman. tetapi tentu mewujudkannya tidak gampang dan penuh resiko, walaupun begitu, konsep tersebut mungkin bisa di konsep lebih mendalam, dipertimbangkan dan mungkin direalisasikan nantinya.
Mungkin, untuk sementara ini, untuk mengakomodasi peraturan tersebut, penambahan kantin mini sangat diperlukan, jadi apabila perut keroncongan saat di lantai 2 atau 3, pengunjung tidak perlu jauh-jauh turun kelantai satu, apalagi di lantai 3 terdapat studio Parlinah Moedjono tempat program nonton gratis CINEMAX diputar, Kurang afdol rasanya, bila nonton film tanpa camilan. Selain memudahkan mahasiswa, hal ini juga bisa menciptakan kesempatan kerja.
Paragraf Pertama

Selain itu, perpustakaan Universitas Airlangga juga harus mempunyai nilai Plus lain, yaitu dengan menjadikannya sebagai Green Library, Dengan menyediakan tong sampah basah dan kering yang dibedakan warnanya plus info tentang jenis-jenis sampah, atau lebih baik mengkhususkan plastik (botol atau gelas air mineral) dan kertas dan bekerjasama dengan agen daur ulang sampah. Selain itu juga dengan mematikan lampu yang dianggap tidak perlu ketika siang hari, karena menurut saya pencahayaan di perpustakaan sudah cukup bagus. Hal ini dapat menambah dan mempraktekkan pengetahuan tentang lingkungan sehingga kita tidak hanya bisa teorinya saja, tetapi juga mengimplementasikannya dalam hal nyata.

Karena saya berasal dari kampus B, maka hal hal diatas ditulis berdasarkan pengalaman dan unek-unek saya dan beberapa teman saat di perpustakaan kampus B Universitas Airlangga, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa hal dapat di implementasikan pada Perpustakaan kampus A atau C Universitas Airlangga.


Hang Out? tidak hanya di Mall


Budaya Hang Out sangat dekat dengan kehidupan pemuda masa kini, walau tidak semua, budaya ini dekat dengan kesan negatif bagi pemuda, dan merubah budaya adalah suatu hal yang tidak mudah, tetapi dapat disiasati dengan menawarkan format lama dengan cara baru. Dengan tulisan ini, harapan saya suatu saat, hang out bukan hanya di Mall atau Cafe, yang cenderung menjadikan pribadi menjadi hedonis dan konsumtif. Perpustakaan hadir menjadi alternatif Hang Out Positif masa kini, Khususnya perpustakaan Universitas Airlangga yang bukan perpustakaan biasa, tetapi menawarkan banyak nilai plus didalamnya yang membuat pengunjung tertarik datang, merasa betah dan nyaman. sehingga dapat memberi manfaat secara maksimal kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.










*Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Hubungan Internasional
070912057 Semua Paragrap yang di sembunyikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar