16.1.13

Tentang buku “LOVE JOURNEY : Ada Cinta di Tiap Perjalanan”

Akhir tahun 2012 kemarin dinar bilang ke aku kalau sebentar lagi tulisannya akan terbit menjadi sebuah buku lewat penerbit jalur indie, judulnya “Love Journey” Aku agak kaget juga sih sebenernya, soalnya dinar ga ada cerita apa apa sebelumnya, eh kok tetiba sudah mau terbit aja tulisannya hhhe. Tapi emang iya sih semester ini aku jarang ngambil mata kuliah yang sama kayak dinar, (cuman ketemu pas globin doang kayaknya) jadi aku ga seberapa tau sepak terjang nya selama semester kemarin :p . 

Beruntung sekali, Si Dinar dengan sangat baik hati memberikan buku ini secara gratis kepadaku, karena menurutnya aku turut berperan dalam merealisasikan salah satu bagian cerita yang dia tulis dalam buku ini, namun, sosokku sengaja tidak ikut diceritakan secara gamblang, selain demi kemaslahatan bersama, katanya :p. Nah, sebagai tanda terimakasih buat Dinar, kutulislah resensi buku ini (komentar kali ya, lebih tepatnya), spesial buat ranger dinar hahaha

-------------

Buku Love Journey ini merupakan buku yang berisi kumpulan cerita perjalanan dari 18 penulis, dan dinar merupakan salah satu penulis tersebut. Kesemua tulisan yang ada didalamnya merupakan pemenang lomba menulis cerita perjalanan dengan tema “Love Journey”, kecuali 2 orang yaitu mb Dee An dan mas Fatah yang bertindak sebagai penyunting sekaligus penggagas lomba yang ikut menyumbangkan tulisannya disini. Mb Dee Ann merupakan seorang blogger berbakat yang sudah menulis 9 antologi buku, Sedangkan Mas Fatah merupakan penulis Travellicious Lombok dan banyak antologi lainnya, Mas Fatah ini kakak kelasku di HI lho, anak HI emang kece2 ya, *ikut bangga* :"))


Secara umum aku menikmati baca buku ini, karena salah satu tanda aku suka sama suatu buku adalah aku bisa menghabiskannya dalam waktu cepat, alias bablas baca terus tanpa dianggurin. Sesuai dengan judulnya, buku ini dikhususkan pada kisah perjalanan yang penuh dengan “cinta”, entah cinta pada seseorang, alam, guru, sahabat, keluarga atau cinta kepada Tuhan.
Aku pun begitu menikmati setiap kisah yang dituturkan dalam buku ini, karena ditulis “keroyokan” gaya penulisan dalam buku ini sangat bervariasi, dari yang filosofis, sampai bahasa yang ringan dan renyah untuk dibaca, sehingga perasaan saat membaca jadi campur aduk, kadang terkesima, bangga, kadang terharu, sedih , bersyukur, mikir, bahkan ada yang sampe bikin aku senyum senyum  sendiri atau ketawa ga jelas, hhha 

Aku sendiri sangat terkesima membaca cerita dari Dr. Prita tentang pengalamannya saat menjadi relawan di Gaza, Dr. Prita menceritakan perjuangan rakyat palestina yang tetap tegar walau dijajah oleh Israel, tetap semangat untuk berangkat menuntut ilmu walau hujan bom dimana mana, walau besar kemungkinan pulang tinggal nama. Bagian yang paling bikin terenyuh adalah saat beliau bertanya pada seorang dosen mengapa mereka menyuguhkan coca cola untuk menjamu relawan relawan yang datang, padahal minuman tersebut notabene merupakan produk amerika dan yahudi, dan dosen itu menjawab bahwa mereka berusaha mendatangkan minuman itu lewat tunnels (terowongan terowongan) bawah tanah dengan mempertaruhkan nyawa, demi bisa menjamu beliau, dan tamu –tamu lainnya yang datang dari jauh. Sungguh, begitu besar upaya mereka untuk memuliakan tamu.

Kemudian saya dibuat terharu dengan pengalaman mbak Dian Onasis, seorang ibu yang berupaya untuk tetap memberikan yang terbaik untik putrinya saat liburan ke GuangZhou, Ah, saya jadi ingat ibu saat baca tulisan itu. Lain lagi dengan tulisan Icho Achmad yang bikin aku ketawa mbanyol karena dia yang hampir (pura-pura) mau bunuh diri ketika cintanya ditolak :p juga cerita seru mbk Katarina, Ibu Muda (gaul gilak) tentang pengalaman pertamanya saat belajar Diving di Tanjung Benoa, Bali yang ditulis dengan bahasa atraktif hingga berasa live report, Oh iya, juga cerita mbak Dee An akan kenangan masa muda, apalagi pas adegan minum air hujan di pintu kereta juga bikin saya senyum-senyum sendiri hehehe 

Cerita favorit saya lainnya, yaitu tulisan nya si Dinar yang judulnya “ Mencari Senja di Delhi “ ! Ini bukan KKN lho, bukan gara gara dinar teman saya atau gara gara dia udah ngasih buku ini gratisan, hha , disini Dinar menceritakan tentang pengalamannya saat si Delhi dan Flashback ke ingatannya tentang seseorang spesial yang kini sudah (hampir) menjadi milik orang lain #hwesseh. saya suka karena alur penulisan kisahnya lain dari pada yang lain, kalau didunia mode, tulisan dinar ini termasuk dalam kategori high fashion *halah*. Habis baca tulisan dinar saya jadi merasa kalau tulisan tulisan saya (tulisan ini juga termasuk) itu masih biasa banget alias masi cupu, hhe
Ini nih contohnya : 

“Sepertinya aku jatuh cinta pada senja, atau pada malaikat-malaikat yang terlihat saat senja. Biarpun hanya sinar keemasan di ujung ruang, tapi cahayanya menyulap jiwa yang tenang menjadi berantakan pada saat yang tidak terduga”

“Aku masi menanggapinya dengan serius saat dia bercerita tentang batman yang tidak bisa terbang, harga matras untuk naik gunung, dewa dewi India dan Kisah pengungsi –pengungsi Merapi, lalu, Kapan bicara tentang kita? Aku tak pandai bicara jujur, begitu juga dengannya.”

Waah, kalau aku mana pernah bisa nulis kayak gitu, hehehe Oh iya, kayaknya di tulisanmu ini ada yang salah ketik deh boi, harusnya “perempatan bank BNI” (titik 0 km Yogyakarta) tapi ditulisnya “Bank Mandiri” hhe, tapi gpp sih alur kisahnya tetep seru kok :D

Oh iya, saya juga dibuat mikir pas baca tulisannya mas fatah yang berjudul “Aku Cinta Indonesia?” yang berisi dilema terkait promosi pariwisata Indonesia, antara ingin memajukan pariwisata indonesia atau membuat celah untuk memeperbesar kerusakan alamnya, antara memberdayakan ekonomi lokal atau memberi kesempatan investor rakus untuk menancapkan investasinya, karena otomatis dengan bertambahnya jumlah pengunjung, situs situs pariwisata mau tidak mau akan kehilangan pesonanya sedikit demi sedikit, entah karena sampah, perusakan atau tindakan lainnya, tentang peningkatan ekonomi juga tak begitu yakin apakah bisa merembes sampai ke bawah, mengingat investor asing yang lebih mendominasi daripada masyarakat lokalnya. Hmm Iya juga sih ya, ya semoga pengelolaan pariwisata indonesia lebih diperhatikan dan ngasi porsi buat partisipasi masyarakat lokal, begitu juga kita, semoga bisa jadi masyarakat lokal dan wisatawan yang peduli :D  
Nah, ini ada semboyan green traveler yang saya kutip dr tulisannya mas fatah yang perlu diterapkan pada semua traveler : 

“Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak kaki, Jangan bunuh Apapun kecuali Waktu, Jangan Ambil Apapun Kecuali Foto” 

Yak, Buku ini, walau berjudul Love Journey dan umumnya berisi tentang catatatan perjalanan, namun lebih memberi penekanan pada pertemuan mereka akan “cinta” , jadi jangan harap ada detail yang menceritakan akomodasi wisata atau budget perjalanan karena sejatinya buku ini memang bukan buku panduan traveling. Sebagaimana yang saya tulis diawal, saya sangat menikmati keseluruhan buku ini, Selain model penulisan yang variatif, banyak pelajaran dan hal baru yang saya dapat setelah membaca buku ini, tentang syukur, sabar, ketulusan dan banyak hal lainnya, termasuk fakta klo jodoh itu bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka #lho hahaha Nah, walau ini tulisan non-fiksi alias pengalaman nyata masing masing penulis, tapi alur dan gaya penulisannya tetap terasa menarik dan tidak dibuat buat, terlepas masih terdapat tulisan dr beberapa penulis yang kadang terlalu datar hehehe, Oh iya kalau misalnya foto2 didalamnya dibuat berwarna akan lebih asik. 

Overall, seru banget deh baca buku ini, bikin mood yang berantakan jadi kembali on ! Well, Saya kasih 7 bintang dari 10 bintang yang saya punya hehehe, di tunggu karya berikutnya ya boi ! (ngomong sama kaca) :p

Sorry  boi, kalau review nya masih cupu,
Best Regard, Bita :"))



Paragraf Pertama
Semua Paragrap yang di sembunyikan

6 komentar:

  1. makasih reviewnya yaaaaaaaa..... :)
    salam kenal....

    BalasHapus
  2. tapi sepertinya itu perlu diralat deh....
    yang bagian "Dee An seorang bloger berbakat..." hahahaha.. berbakat dari mana neng...??
    *jadi malu....

    BalasHapus
  3. Anonim17.1.13

    Terimakasih atas reviewnya ya, salam kenal dari kami Mozaik Indie Publisher.

    BalasHapus
  4. Wow, reviewnya apik nih.
    Saya bela2in diving ke blog ini tengah malem, menembus koneksi lelet di tengah hujan deras, dan kemudian bilang: Terima kasih untuk reviewnya ^_^

    Salam kenal penuh cinta.
    Ibuk muda gaul gilak

    :D

    BalasHapus
  5. hhe, terimakasih sudah mampir, baca dan komen2

    @mbk Dee an : hha, itu gara gara bingung cari kata2 aja mbk :D , tp emang berbakat kok mbk, buktinya uda punya bnyk karya hehe

    @mozaikindie : sama saama , maaf review-an nya masih berantakan hhe

    @mbk katerina : hhe, makasih juga mb yang gaul gilak :p, suda mau mampir, smg kapan2 saya juga bisa belajar diving *amin*

    BalasHapus
  6. Tertarik pengen beli :D Oh iya, folbek ya mbak :D

    BalasHapus