MICROSOFT BLOGGERSHIP 2011: YUK, MAIN BERSAMA DILUAR !
Tidak diragukan lagi kawan, sekarang ini, kita sedang berada pada era globalisasi yang borderless- alias tanpa batas, sudah bukan hal biasa lagi untuk mempunyai teman dari berbagai negara, perjalanan semakin mudah dilakukan, informasi datang dan pergi silih berganti, cepat sekali, wuss wuss wusss, bayangkan saja, contohnya, infotainment yang “hanya” membahas masalah dunia hiburan saja tidak akan kehabisan berita walu sehari tayang 3 kali dengan durasi (yang rata-rata) lebih lama dari program berita pada umumnya. Contoh lainnya, Undangan Pernikahan. Ulang Tahun, Sunatan, dan lain sebagainya melalui jejaring sosial mulai marak dilakukan, tak butuh undangan cetak tinggal invite dan di tag –tag in, sekali berkicau, informasi sudah melebar kemana-mana, bahkan “pertemuan” sudah tak “sacral” lagi, seperti saat bermaafan pas Hari Raya, sms, telpon, sudah cukup.
Well, tidak usah berlama-lama di pembukaan, langsung pada intinya saja, yak, Sudah bukan wacana baru lagi fenomena “ Globablisasi” pastinya punya damnpak positif dan negatif, dalam contoh kasus diatas, positifnya adalah informasi lebih cepat tersebar, efektif, irit, efisien tanpa ribet. Nah, Dampak negatifnya ini yang harus dihindari atau diwaspadai, walaupun saya ga ada data yang akurat, pasti kawan kawan pembaca (yang sempet baca , maksudnya) sepakat sama saya kalau sekarang anak –anak usia sekolah atau bahkan sampai remaja lebih asik dengan gadget nya sendiri diri, di kamar nonton TV lah, sms-an, facebookan, twitteran, atau hal –hal lain semacam itu semua, dan apabila terlalu addict alias keseringan, akibatnya mereka hanya fasih bergaul dalam dunia tersebut dan rata-rata sulit bergaul di dunia nyata (susah juga nih milih kata kata, hhe) mereka jadi kesulitan dalam hal “problem solving” karena jarang berinteraksi secara “real” dengan orang lain.
Fenomena lainnya adalah kareba sibuk sama akunnya di dunia maya, kebanyakan bahkan menjadi tidak (begitu) mengenal tetangganya, pada jaman saya dulu, ehm, sering sekali saya main petak umpet, lari larian, hujan-hujanan, bekelan, tau gak? -Semacam besi besi kecil dan bola (gitu deh pokoknya, susah njelasinnya) Tetapi euphoria mengasyikkan tersebut terganti dengan kehadiran game-game yang bisa dimainkan, lagi-lagi sendiri, baik offline maupun online (walau ada yang bisa berdua, atau bertiga sih). Sudah jarang ada lagi anak anak bermain di jalan-jalan di sekitar rumah, taman, lapangan dan sebagainya. Jadi wajar toh, susahnya ,nyari 11 orang diantara berjuta- juta orang buat majuin sepak bola tanah air, (ya, walau sekarang TIMNAS uda kerennn bangettt sih, hhe).
Oleh karena itu menurut saya solusi yang bisa dilaksanakan adalah dengan memberdayakan lapangan-lapangan bermain di kampung- kampung, taman –taman di kota –kota dan memanfaatkan ruang hijau terbuka dengan berbagai fasilitas agar nyaman di buat sarana bermain dan belajar anak –anak (anak-anak lho ya, bukan ABG) Selain itu pemerintah kota dapat membantu dalam penyedian fasilitas tersebut serta sosialisasi ke warga, terlebih dengan adanya perpustakaan keliling yang aktif beroperasi (dengan dilengkapi pembimbing tentunya) sehingga tempat –tempat tersebut tidak hanya nyamen untuk bermain saja, tetapi juga belajar. Dengan terwujudnya sarana belajar dan bermain tersebut diharapkan akan membiasakan anak-anak untuk mengenal dan bersosialisasi dengan lingkungan, bukannya asik sendiri dirumah, tiduran, dengan gadget di tangannya.
(bee)
Paragraf Pertama