Foto foto perjalanan dapat dilihat di semarang-ambarawa (2)
Rasa Penasaran yang tertinggal Benteng Willem (Pendem)
Rintikan hujan tidak menghalangi niat kami untuk terus berjalan menyusuri jalanan ambarawa untuk tujuan selanjutnya, setelah berjalan sekitar 500 meter, akhirnya kami sampai di sebuah tempat, kata orang2 sekitar sini, nama benteng ini, benteng pendem, tapi dari beberapa sumber di web, sebenarnya nama benteng ini adalah benteng Willem. Jadi menurut kami, masih ada hubungannya dengan museum kereta api yang tertera tulisan Willem 1800 berapa ya?1800an pokoe, Dibagian depan bangunannya. Pertama kali sampai, semuanya serba tak meyakinkan, kami (atau hanya aku) berasa aneh, merinding disko pokoknya, tapi kita tetep terus masuk aja ... dan wow ! benteng bagian dalamnya lawasss bangett, asli, semuanya tambah semakin artistik ketika fenomena benteng ini di rekam di video atau di jepret pake kamera, tapi sayang kotor, banyak coretan, sampah dan dedaunan berserakan. Suasana disana sepi banget, hanya ada kita, tetapi ternyata, setelah kami naik ke lantai atas benteng itu, wow, surprise !! ada rumahnya orang guys, jadi, satu blok tingkat atas benteng itu jadi rumah penduduk, lengakap dengan palang RT/RW, tapi walu pintu-pintu nya terbuka, rumahnya kosong, hanya ada kursi yang bergoyang. Akhirnya kami memilih cabut, tapi masih tersisa banyak pertanyaan ketika kami berjalan meninggalkan kompleks benteng itu, sebenarnya itu dulu tempat apa? Buat apa? Sekarang jadi apa? Mau tanya siapa?
Budget = 0 rupiah, jalan kaki
Wisata Religi : Menepis tabu, Meluaskan Cakrawala
- Gua Maria Kerep
Saat sampai disana, cuaca masih gerimis, Suasana di tempat ziarah umat katholik ini begitu tenang, di halaman depan tampak tempat parkir, kantin dan beberapa toko souvenir yang menjual pernak pernik peribadatan umat katholik, mirip kayak tempat ziarah wali-wali yang ada di Jawa, Disana terdapat 1 Gereja Utama, Altar untuk misa, tempat tempat lilin, dan yang paling menarik perhatian kami adalah diorama yang menceritakan kisah penyaliban Yesus sampai dimakamkan di bukit Golgota, diorama tersebut dinamakan jalan salib. Dari sana kami bisa mengetahui urutan kejadiannya, arti beberapa simbol umat katholik, filosofi 5 roti dua ikan, dan banyak sejarah sejarah lainnya. Tiba- tiba ada seorang pekerja yang mendekati kami, beliau mengaku telah bekerja disini sejak awal temoat ziarah ini berdiri. Menariknya, beliau ternyata seorang muslim, dan bercerita bahwa arsitek Gua Maria Kerep ini juga merupakan seorang Muslim yang berasal dari Tuban, sayang, kami lupa namanya. kami jadi teringat pula, kalau arsitektur masjid istiqlal juga bukan muslim, senangnya, bisa saling membantu..
- Klenteng Hok Tien Bian
Agak kecewa, ketika kami sampai di kuil ini, yang pertama, karena ternyata tempatnya ga begitu besar, masih kalah jauh sama klenteng Sam Poo Kong yang di Semarang atau klenteng kuno yang pernah kami kunjungi di jalan dukuh, yang kedua, kami tidak diperbolehkan masuk kedalam, padahal di klenteng2 lain biasanya kami boleh masuk, yah, tapi paling tidak kami bisa berfoto di depan plataran klenteng itu, jadi sekedar saran , kuil ini bisa di skip dari target bila terburu-buru, better ke Sam Poo Kong di Semarangnya.
Budget : Getting around berangkot di Ambarawa cukup terjangkau, hanya 2000 rupiah, PP 4000
Malah kalau mau jalan lebih hemat, Klenteng- Tentrem, Museum, letaknya deket banget
Hotel Tentrem : Rain Rain go Away, come again another day. .
Hujan masih saja terus mengguyur, jarak hotel tentrem dan klenteng sebenarnya sangat dekat, karena hujan, maka kami putuskan berangkot. Kami memang tidak membuat plan B, bagaimana jika hujan turun, jadi kami terus berdoa biar hujan cepat berhenti , dalam hati, saya terus berdoa dan membatin Rain Rain go Away, come again another day. .
Hotel tentrem, hotel tipe Melati II, cukup strategis, berada di depan terminal ambarawa, walau ketika pertama masuk suasana agak spooky, lawas kabeh soalnya, tapi hotel ini murah, murah banget, sekamar Cuma 40.000 , 2 bed besar dan kamar mandi dalam, lumayannnn
Budget : kita sewa 2, total 80.000, buat cewek 1 kamar ber 5, cowok 1 ber 2 , semua di bagi rata so @10.000/cewek 15.000/cowok
Huwooo, Jauh- Jauh ke Ambarawa Buat Makan Pizza !
Kami menungggu hujan reda di kamar, istirahat sambil berbenah, malamnya kami berencana ke tempat pemancingan ikan di Muncul, tetepi setelah dipertimbangkan kita cancel karena takut kemalaman dan budget membengkak, karena menurut info tempat pemancingan itu jaraknya hampir 1 jam dari tempat kita, lagian klo mancing ikan biasanya mahal, so, kita putusin buat cari makan di daerah sekitar ambarawa, sambil jalan2 .. , ceritanya tadi pagi kami lewat dapur pizza, trus mupeng pengen nyobain, dan akhirnya kita jalan kesana dan nyobain pizza ambarawa, hahahahha, ”cukup” terjangkau kita cuman habis 68.000 ber tujuh, pizza nya lumayan enaakkkk , walau ga kenyang2 amat, coz porsinya dikit. Lama kita disana soalnya sambil ngobrol n becanda ngalor ngidul, ya begitulah kami, jauh jauh ke Ambarawa buat makan Pizza, hahahahha
Candi Songo, far far away
Kita checkout hotel sekitar jam 7 pagi, kenapa begitu lama? Karena keran air hotel tentrem baru bisa dinyalakan pukul 5 pagi, ya bgitu jadinya, kita buang waktu buat nunggu air dan mandi. Yasudah, sebelum capcus ke candi songo, kita mampir ke museum n monumen PALAGAN AMBARAWA, icon kota Ambarawa, stelah poto2 kita langsung go ke candi songo. Kita berangkat pake mobil umum daihatsu merah, dengan membayar 8500/orang, kita diantar paknya sampai pintu depan candi songo. Perjalanan memakan waktu skitar 1 jam, Beh, adoh pek, ndukur gunung tempatnya. Sesampainya disana kamipun menyusuri kompleks candi tersebut, perlu diketahui di kompleks ini ada 9 candi yang tersebar (jadi tidak dalam 1 spot) dan jarak dari satu candi ke candi lain sungguh amat sangat jauh, medannya nanjak, ada 2 hal yang bikin perjalanan yang sebenarnya indah jadi gak mood, pertama tas ransel kami yang segede gaban, dan harus di bawa kemana-mana di jalan yang nanjak, kedua, lagi lagi hujan rintik2 , bikin males, harusnya tas itu dititipin ke ibu ibu toilet, agar jalannya bisa nyantai, tapi kita baru kepikiran pas pulang. Sebenarnya ada kuda yang bisa di sewa, tergantung jarak, dari 20.000 – 70.000an klo mau sepaket (sampe candi nomer 9) tapi ya taulah, budget udah menipis, ntar aja klo udah jadi orang kaya raya, dermawan , dan baik hati, gue mau ksini lagi jalan2 naik kuda hahahahaha, tapi impas lah sama eksotika pemandangan pegunungan, terasering, jurang, bukit bukit, yang seru pas liat areal persawahan dari atas tebing, mirip crop circle, hhaha, selain candi, di kompleks ini juga ada kawah belerang, pemandian air panas, dan sayangnya, jika mau berendam, harus ngeluarin kocek 3000, tapi kalo cuman mau “kecek” di bawah belerangnya gratis, hhe. seperti biasa, perjalanan diakhiri dengan foto session di beberapa spot, makan jagung manis , dan pipis.
Budget : Masuk museum palagan ambarawa : 2500
Transport ambarawa – candi songo (sampe depan) : 60.000/7 = 8500/person (wes nawar sampek elek)
Tiket Masuk candi songo : 5000
*klo mau naik kuda : 20000 – 70.000/orng tergantung jarak
Umbul Sidomukti : Marine Bridge, uji nyali membawa remek
Setelah tragedi tawar menawar dengan bapak supir (kita pakai mobil yang bawa kita berangkat tadi) FYI- angkot bolak – balik ke umbul sidomukti jarang sekali alias ada klo kita beruntung, so, dengan terpaksa kita bayar 140.000 alias 20rb /orang buat carter mobil (dianterin ke umbul, di tunggu, dianterin turun, terus dianterin ke per3an ambarawa buat nyegat bus) ya sudahlah. Umbul sidomukti ini letaknya juga diatas gunung, gila, tempatnya jauh , jalannya ga layak buat obyek wisata, harusnya pemkot semarang hirau dengan masalah ini dong *halah , jalannya nanjak banget, sempit, cuman bisa dilewati 1 mobil, ngeri pokoe.
Menurut Informasi, tempat wisata ini baru ada tahun 2007 kemarin, masih sangat baru rupannya, selain wisata alam, yang paling menarik adalah kolam renang di atas gunung, yang airnya asli dari gunung. Jadi airnya naik keatas gitu, trus ada juga fasilitas outbound yang bisa dicoba, ada flying fox, atv, rappelling, marine bridge, dll pada saat itu kami nyoba flyng fox, yang bikin keren lintasannya ngelewatin tebing tebing dan pohon2 di atas gunung, asik tenann, tapi sensasinya ga begitu terasa, walau tinggi banget tapi lintasannya kurang panjang, jadi Cuma swing bentar aja..
Nahhh, yang paling fantastic itu pas kita nyoba marine bridge, dengan tampang sok kuat , kita (aku, maygy dan pakde) bersemangat buat nyoba wahana yang satu itu, jadi ceritanya kita disuruh ngelewati jaring super gede yang dibentangkan dari satu bukit ke bukit lain, yassalammm., bener bener pengalaman sing ora iso dilalekne, hampir putus asa ketika kaki terperosok ke lubang jaring, dan dibawah itu sudah jurang guys, aku, yang harusnya meniti tali dengan berjalan, dengan amat sangat pasrah gulung gulung di jaring super gede tadi, sampek pengen nangis, berbeda keadaannya dengan double dinar yang melihat “aksi” kami dari atas tebing sambil ngguyu ngakak , hey guys, kalian gat au betapa merananya kami disana, hha, at least kami udah nyoba, dan mugkin ga mau mencoba marine bridge untuk keduakalinya.
Budget :
Dari Candi Songo – Umbul PP : 140.000/7 = 20000/orang
Tiket masuk hari biasa = 5000 (weekend 7000)
Flying Fox : 12.000 Marine Bridge : 8000
*lainnya : ATV : 25.000 Rappelling : 8000
Kecewa Lawang Sewu
Setelah Umbul sidomukti, kami segera bergegas ke semarang, menuju lawang sewu, kami naik bus jurusan Ambarawa- Semarang, wuih, busnya rock n roll guys, kita kayak liat sirkus, gimana aksi bang supir yang ngambil jalur berlawanan, banting setir, aksi heroik kernet yang kakinya sampai terseret-seret di aspal pas bus lagi jalan dengan kecepatan tinggi, koyok sulapan, koyok numpak roller coaster hha (jare arek2 sh, aku tidur soalnya). Menurut info yang kami dapat lawang sewu bisa dikunjungi kapan aja, jadi kami optimis ketika sampai semarng pukul 5 sore. Ternyata oh ternyata, buka fulltimenya itu cuman dari kamis – minggu aja, senin –rabu, tutup jam 5, yassalammm, sungguh, kami sedih tiada tara kawan , walau sudah mengemis pada satpam tetep aja ga dibukain… ya.. sudahlahhh… , kapan kapan kan masih bisaaaa. jadinya kami menghabiskan malam menunggu kereta dengan menyusuri jalan pandanaran, beli oleh-oleh, trus makan dan jalan lagi ,,
Budget : Bus Ambrwa – Smg : 6000 , angkot semarang : 2500an , tiket lawang sewu (klo jadi) : 5000 , masuk bawah tanah (klo jadi) : 5000
Bye bye Semarang
Akhirnya, rangakaian perjalanan kami berakhir , kami menghabiskan malam dengan nyamik di mushola stasiun poncol, menunggu kereta ke Surabaya yang datang jam 12.30 pagi dengan harga sama kayak pas berangkat 37.000. Sekedar info, tukang loket di stasiun poncol agak nakal, dia narik duit seribu dari tiap orang , alasannya gak ada kembalian, *mungkin klo ada petugas yang baca blog ini, oknum tersebut bisa ditindak (zzzzzzz), Byeee Semarang Ambarawa….
P.S :
What a Trip, Thanks a lot for this experience, though it ain’t flawless, it’’s still worth doing it, Let’s do it again some other time, :D
(Putra n Cecil)
Thanks to
Our beloved God for his mercy n blessing, Our parents buat sangunya, pak wibowo dan istri, pak penjaga hotel ganesha, mas andra n the backbone yang ngasih aku tempat duduk pas pulang, orang-orang yang mbantu ngasih petujuk arah, dan semua pihak yang telah membantu apapun pada kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, matur suwun,, Gusti pengerang sing mbales . N the last thanks for the team, klo ga ada kalian, ga rame, hha
Mohon maaf bertele tele, gak bisa nyingkat sh, hhehe
Paragraf Pertama
Rasa Penasaran yang tertinggal Benteng Willem (Pendem)
Rintikan hujan tidak menghalangi niat kami untuk terus berjalan menyusuri jalanan ambarawa untuk tujuan selanjutnya, setelah berjalan sekitar 500 meter, akhirnya kami sampai di sebuah tempat, kata orang2 sekitar sini, nama benteng ini, benteng pendem, tapi dari beberapa sumber di web, sebenarnya nama benteng ini adalah benteng Willem. Jadi menurut kami, masih ada hubungannya dengan museum kereta api yang tertera tulisan Willem 1800 berapa ya?1800an pokoe, Dibagian depan bangunannya. Pertama kali sampai, semuanya serba tak meyakinkan, kami (atau hanya aku) berasa aneh, merinding disko pokoknya, tapi kita tetep terus masuk aja ... dan wow ! benteng bagian dalamnya lawasss bangett, asli, semuanya tambah semakin artistik ketika fenomena benteng ini di rekam di video atau di jepret pake kamera, tapi sayang kotor, banyak coretan, sampah dan dedaunan berserakan. Suasana disana sepi banget, hanya ada kita, tetapi ternyata, setelah kami naik ke lantai atas benteng itu, wow, surprise !! ada rumahnya orang guys, jadi, satu blok tingkat atas benteng itu jadi rumah penduduk, lengakap dengan palang RT/RW, tapi walu pintu-pintu nya terbuka, rumahnya kosong, hanya ada kursi yang bergoyang. Akhirnya kami memilih cabut, tapi masih tersisa banyak pertanyaan ketika kami berjalan meninggalkan kompleks benteng itu, sebenarnya itu dulu tempat apa? Buat apa? Sekarang jadi apa? Mau tanya siapa?
Budget = 0 rupiah, jalan kaki
Wisata Religi : Menepis tabu, Meluaskan Cakrawala
- Gua Maria Kerep
Saat sampai disana, cuaca masih gerimis, Suasana di tempat ziarah umat katholik ini begitu tenang, di halaman depan tampak tempat parkir, kantin dan beberapa toko souvenir yang menjual pernak pernik peribadatan umat katholik, mirip kayak tempat ziarah wali-wali yang ada di Jawa, Disana terdapat 1 Gereja Utama, Altar untuk misa, tempat tempat lilin, dan yang paling menarik perhatian kami adalah diorama yang menceritakan kisah penyaliban Yesus sampai dimakamkan di bukit Golgota, diorama tersebut dinamakan jalan salib. Dari sana kami bisa mengetahui urutan kejadiannya, arti beberapa simbol umat katholik, filosofi 5 roti dua ikan, dan banyak sejarah sejarah lainnya. Tiba- tiba ada seorang pekerja yang mendekati kami, beliau mengaku telah bekerja disini sejak awal temoat ziarah ini berdiri. Menariknya, beliau ternyata seorang muslim, dan bercerita bahwa arsitek Gua Maria Kerep ini juga merupakan seorang Muslim yang berasal dari Tuban, sayang, kami lupa namanya. kami jadi teringat pula, kalau arsitektur masjid istiqlal juga bukan muslim, senangnya, bisa saling membantu..
- Klenteng Hok Tien Bian
Agak kecewa, ketika kami sampai di kuil ini, yang pertama, karena ternyata tempatnya ga begitu besar, masih kalah jauh sama klenteng Sam Poo Kong yang di Semarang atau klenteng kuno yang pernah kami kunjungi di jalan dukuh, yang kedua, kami tidak diperbolehkan masuk kedalam, padahal di klenteng2 lain biasanya kami boleh masuk, yah, tapi paling tidak kami bisa berfoto di depan plataran klenteng itu, jadi sekedar saran , kuil ini bisa di skip dari target bila terburu-buru, better ke Sam Poo Kong di Semarangnya.
Budget : Getting around berangkot di Ambarawa cukup terjangkau, hanya 2000 rupiah, PP 4000
Malah kalau mau jalan lebih hemat, Klenteng- Tentrem, Museum, letaknya deket banget
Hotel Tentrem : Rain Rain go Away, come again another day. .
Hujan masih saja terus mengguyur, jarak hotel tentrem dan klenteng sebenarnya sangat dekat, karena hujan, maka kami putuskan berangkot. Kami memang tidak membuat plan B, bagaimana jika hujan turun, jadi kami terus berdoa biar hujan cepat berhenti , dalam hati, saya terus berdoa dan membatin Rain Rain go Away, come again another day. .
Hotel tentrem, hotel tipe Melati II, cukup strategis, berada di depan terminal ambarawa, walau ketika pertama masuk suasana agak spooky, lawas kabeh soalnya, tapi hotel ini murah, murah banget, sekamar Cuma 40.000 , 2 bed besar dan kamar mandi dalam, lumayannnn
Budget : kita sewa 2, total 80.000, buat cewek 1 kamar ber 5, cowok 1 ber 2 , semua di bagi rata so @10.000/cewek 15.000/cowok
Huwooo, Jauh- Jauh ke Ambarawa Buat Makan Pizza !
Kami menungggu hujan reda di kamar, istirahat sambil berbenah, malamnya kami berencana ke tempat pemancingan ikan di Muncul, tetepi setelah dipertimbangkan kita cancel karena takut kemalaman dan budget membengkak, karena menurut info tempat pemancingan itu jaraknya hampir 1 jam dari tempat kita, lagian klo mancing ikan biasanya mahal, so, kita putusin buat cari makan di daerah sekitar ambarawa, sambil jalan2 .. , ceritanya tadi pagi kami lewat dapur pizza, trus mupeng pengen nyobain, dan akhirnya kita jalan kesana dan nyobain pizza ambarawa, hahahahha, ”cukup” terjangkau kita cuman habis 68.000 ber tujuh, pizza nya lumayan enaakkkk , walau ga kenyang2 amat, coz porsinya dikit. Lama kita disana soalnya sambil ngobrol n becanda ngalor ngidul, ya begitulah kami, jauh jauh ke Ambarawa buat makan Pizza, hahahahha
Candi Songo, far far away
Kita checkout hotel sekitar jam 7 pagi, kenapa begitu lama? Karena keran air hotel tentrem baru bisa dinyalakan pukul 5 pagi, ya bgitu jadinya, kita buang waktu buat nunggu air dan mandi. Yasudah, sebelum capcus ke candi songo, kita mampir ke museum n monumen PALAGAN AMBARAWA, icon kota Ambarawa, stelah poto2 kita langsung go ke candi songo. Kita berangkat pake mobil umum daihatsu merah, dengan membayar 8500/orang, kita diantar paknya sampai pintu depan candi songo. Perjalanan memakan waktu skitar 1 jam, Beh, adoh pek, ndukur gunung tempatnya. Sesampainya disana kamipun menyusuri kompleks candi tersebut, perlu diketahui di kompleks ini ada 9 candi yang tersebar (jadi tidak dalam 1 spot) dan jarak dari satu candi ke candi lain sungguh amat sangat jauh, medannya nanjak, ada 2 hal yang bikin perjalanan yang sebenarnya indah jadi gak mood, pertama tas ransel kami yang segede gaban, dan harus di bawa kemana-mana di jalan yang nanjak, kedua, lagi lagi hujan rintik2 , bikin males, harusnya tas itu dititipin ke ibu ibu toilet, agar jalannya bisa nyantai, tapi kita baru kepikiran pas pulang. Sebenarnya ada kuda yang bisa di sewa, tergantung jarak, dari 20.000 – 70.000an klo mau sepaket (sampe candi nomer 9) tapi ya taulah, budget udah menipis, ntar aja klo udah jadi orang kaya raya, dermawan , dan baik hati, gue mau ksini lagi jalan2 naik kuda hahahahaha, tapi impas lah sama eksotika pemandangan pegunungan, terasering, jurang, bukit bukit, yang seru pas liat areal persawahan dari atas tebing, mirip crop circle, hhaha, selain candi, di kompleks ini juga ada kawah belerang, pemandian air panas, dan sayangnya, jika mau berendam, harus ngeluarin kocek 3000, tapi kalo cuman mau “kecek” di bawah belerangnya gratis, hhe. seperti biasa, perjalanan diakhiri dengan foto session di beberapa spot, makan jagung manis , dan pipis.
Budget : Masuk museum palagan ambarawa : 2500
Transport ambarawa – candi songo (sampe depan) : 60.000/7 = 8500/person (wes nawar sampek elek)
Tiket Masuk candi songo : 5000
*klo mau naik kuda : 20000 – 70.000/orng tergantung jarak
Umbul Sidomukti : Marine Bridge, uji nyali membawa remek
Setelah tragedi tawar menawar dengan bapak supir (kita pakai mobil yang bawa kita berangkat tadi) FYI- angkot bolak – balik ke umbul sidomukti jarang sekali alias ada klo kita beruntung, so, dengan terpaksa kita bayar 140.000 alias 20rb /orang buat carter mobil (dianterin ke umbul, di tunggu, dianterin turun, terus dianterin ke per3an ambarawa buat nyegat bus) ya sudahlah. Umbul sidomukti ini letaknya juga diatas gunung, gila, tempatnya jauh , jalannya ga layak buat obyek wisata, harusnya pemkot semarang hirau dengan masalah ini dong *halah , jalannya nanjak banget, sempit, cuman bisa dilewati 1 mobil, ngeri pokoe.
Menurut Informasi, tempat wisata ini baru ada tahun 2007 kemarin, masih sangat baru rupannya, selain wisata alam, yang paling menarik adalah kolam renang di atas gunung, yang airnya asli dari gunung. Jadi airnya naik keatas gitu, trus ada juga fasilitas outbound yang bisa dicoba, ada flying fox, atv, rappelling, marine bridge, dll pada saat itu kami nyoba flyng fox, yang bikin keren lintasannya ngelewatin tebing tebing dan pohon2 di atas gunung, asik tenann, tapi sensasinya ga begitu terasa, walau tinggi banget tapi lintasannya kurang panjang, jadi Cuma swing bentar aja..
Nahhh, yang paling fantastic itu pas kita nyoba marine bridge, dengan tampang sok kuat , kita (aku, maygy dan pakde) bersemangat buat nyoba wahana yang satu itu, jadi ceritanya kita disuruh ngelewati jaring super gede yang dibentangkan dari satu bukit ke bukit lain, yassalammm., bener bener pengalaman sing ora iso dilalekne, hampir putus asa ketika kaki terperosok ke lubang jaring, dan dibawah itu sudah jurang guys, aku, yang harusnya meniti tali dengan berjalan, dengan amat sangat pasrah gulung gulung di jaring super gede tadi, sampek pengen nangis, berbeda keadaannya dengan double dinar yang melihat “aksi” kami dari atas tebing sambil ngguyu ngakak , hey guys, kalian gat au betapa merananya kami disana, hha, at least kami udah nyoba, dan mugkin ga mau mencoba marine bridge untuk keduakalinya.
Budget :
Dari Candi Songo – Umbul PP : 140.000/7 = 20000/orang
Tiket masuk hari biasa = 5000 (weekend 7000)
Flying Fox : 12.000 Marine Bridge : 8000
*lainnya : ATV : 25.000 Rappelling : 8000
Kecewa Lawang Sewu
Setelah Umbul sidomukti, kami segera bergegas ke semarang, menuju lawang sewu, kami naik bus jurusan Ambarawa- Semarang, wuih, busnya rock n roll guys, kita kayak liat sirkus, gimana aksi bang supir yang ngambil jalur berlawanan, banting setir, aksi heroik kernet yang kakinya sampai terseret-seret di aspal pas bus lagi jalan dengan kecepatan tinggi, koyok sulapan, koyok numpak roller coaster hha (jare arek2 sh, aku tidur soalnya). Menurut info yang kami dapat lawang sewu bisa dikunjungi kapan aja, jadi kami optimis ketika sampai semarng pukul 5 sore. Ternyata oh ternyata, buka fulltimenya itu cuman dari kamis – minggu aja, senin –rabu, tutup jam 5, yassalammm, sungguh, kami sedih tiada tara kawan , walau sudah mengemis pada satpam tetep aja ga dibukain… ya.. sudahlahhh… , kapan kapan kan masih bisaaaa. jadinya kami menghabiskan malam menunggu kereta dengan menyusuri jalan pandanaran, beli oleh-oleh, trus makan dan jalan lagi ,,
Budget : Bus Ambrwa – Smg : 6000 , angkot semarang : 2500an , tiket lawang sewu (klo jadi) : 5000 , masuk bawah tanah (klo jadi) : 5000
Bye bye Semarang
Akhirnya, rangakaian perjalanan kami berakhir , kami menghabiskan malam dengan nyamik di mushola stasiun poncol, menunggu kereta ke Surabaya yang datang jam 12.30 pagi dengan harga sama kayak pas berangkat 37.000. Sekedar info, tukang loket di stasiun poncol agak nakal, dia narik duit seribu dari tiap orang , alasannya gak ada kembalian, *mungkin klo ada petugas yang baca blog ini, oknum tersebut bisa ditindak (zzzzzzz), Byeee Semarang Ambarawa….
P.S :
What a Trip, Thanks a lot for this experience, though it ain’t flawless, it’’s still worth doing it, Let’s do it again some other time, :D
(Putra n Cecil)
Thanks to
Our beloved God for his mercy n blessing, Our parents buat sangunya, pak wibowo dan istri, pak penjaga hotel ganesha, mas andra n the backbone yang ngasih aku tempat duduk pas pulang, orang-orang yang mbantu ngasih petujuk arah, dan semua pihak yang telah membantu apapun pada kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, matur suwun,, Gusti pengerang sing mbales . N the last thanks for the team, klo ga ada kalian, ga rame, hha
Mohon maaf bertele tele, gak bisa nyingkat sh, hhehe
Paragraf Pertama
Semua Paragrap yang di sembunyikan
saya lagi googling tentang catper ke ambarawa dan dapet link ke blog ini..
BalasHapuskebetulan saya lagi nyari info mengenai transportasi ke sana sama tempat2 wisatanya.. lumayan detail informasi di blog kamu bisa saya jadikan panduan... saya mau ucap kan terima kasih
salam kenal
ezar
terus jalan-jalan ya...
salam kenal juga, :)
BalasHapuswaaah, senangnya bisa membantu, sama sama ya,
have a great journey, ezar
saya tunggu ceritamu, oke
lagi iseng2 googling pizza yg di jl pemuda...eh nemu artikel ini. sangat lengkap dan menarik, terimakasih karena mau menulis ttg kota kelahiranku...salam kenal
BalasHapuswaa, makasih adven, salam kenal juga
BalasHapushhhe, ambarawa emang kerenn, salah satu tujuan backpackingku yang paling berkesan ,
makasih uda mampir :D