26.1.11

kuncinya : Sabar dan Ikhlas



Tidak seperti teman lainnya yang menghabiskan waktu liburan dengan belajar bahasa inggris di pare atau full liburan, saya menghabiskannya dengan belajar bahasa arab, nahwu dan shorof lebih tepatnya. bagi saya itu adalah 2 pelajaran momok bagi saya, apalagi pas mts, sebenarnya sudah tidak ada keinginan lagi buat belajar keduanya yang notabene semacam grammar bhasa arab yang rumit, apalagi baca kitab kuning (kitab agama dalam bahasa arab tanpa harokat yang diartikan ke bahasa jawa), tapi masalahnya, saya sudah janji sama ayah. bagaimana itu bisa terjadi ?

Dulu, ayah menginginkan aku buat masuk IAIN, agar tidak lupa dengan pelajaran agama, tetapi, aku malah ngotot banget buat masuk HI UNAIR, dan akhirnya ayahku setuju, dengan syarat aku tetep harus belajar agama, dalam artian nahwu shorof dkk, anehnya aku yang menawarkan
"iya yah, pkoknya aku klo dibolehin masuk HI, ntar juga belajar nahwu shorof"

well, dan sekarang saya sudah smester 3 di HI, ayah menagih janji, liburan ini aku harus ke pondok buat privat nahwu shorof dari jam 8 - 9.30 pagi, Ya Allah, pengen nangis rasane, aku agak ogah ogahan,

Di akhir pelajaran bu faiz (ustadzah yang ngajar aku) berkata : Belajar itu kuncinya harus sabar dan ikhlas, harus sabar mendengar penjelasan guru dan ikhlas menerima ilmu dari guru, insyaAllah di mudahkan...,
belajar nahwu shorof memang rumit, tapi bahasa arab adalah bahasa surga, untuk mengerti alquran.. agar selamat dunia dan Akhirat.

Ayahku : " Ilmu dunia itu perlu untuk melancarkan segala urusan di dunia , tetapi ilmu akhirat jangan sampai ditinggalkan karena tidak hanya menyelamatkan didunia tetapi juga di akhirat yang kehidupannya lebih kekal . Usahakan , paling tidak keduanya seimbang


semoga aku bisa ikhlas..


Paragraf Pertama
Semua Paragrap yang di sembunyikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar